Jumat, 02 Juli 2010

Padi Sehat dengan Herbafarm-Bio Organik

Padi sehat dengan Rerbafarm-Bio Organik

Apa itu budidaya padi sehat?

Budidaya padi sehat adalah cara bercocok tanam padi ramah lingkungan dengan mengurngi/tanpa menggunakan bahan-bahan kimia buatan seperti pestisida atau herbisida dan diganti dengan pestisida nabatinatau agensia hayati.penggunaan pupuk kimia juga dikurangi dengan sebanyak mungkin dan menggatikannya dengan kompos jerami

Mengapa padi sehat?

Penggunaan bahan-bahan kimia untuk pertanian saat ini sudah sangat berlebihan, baik berupa perstisida, herbisida, maupun pupuk kimia. Bahan-bahan itu tidak hanya berbahaya bagi lingkungan maupun hewan, tetapi residu bahan kimia itu juha berbahaya bagi manusia. Penggunaan bahan kimia berbahaya tersebut dihilangkan sama sekali dan diganti dengan bahan yang lebih ramah lingkungan. Padi yang dihaslkan leih aman dan sehat untuk dikonsumsi. Kualitas dan rasa pun lebih enak da pulen.

Prinsip budidaya padi sehat

Pengadaan benih

Gunakan benih bersetifikat dan berlabel biru(ES), bercap BPSB, dan tidak kadaluwarsa.

Daya tumbuh minimal 90% dengan kebutuhan 8-15 kg/ha. Gunakan benih yang sesuai dengan kondisi pertanian setempat, produktivitas tinggi, umur pendek, dan harganya baik.

Perlakuan benih

Sebelumnya benih dibersihkan dan dirandah dalam air biasa selama kurang lebih 20 jam kemudian rendam benih dengan larutan Herbafarm-Bio Organik, larutkan 10ml atau 1 tutup per 5 liter air. Rendam benih yang akan ditanam selama 1-3 jam. Gunakan hanya benih yang tenggelam, kemudian peram benih untuk merangsang perkecambahan serempak(dalam 48 jam bibit akan berkecambah hingga 1mm).

Pembuatan Persemaian

Buat bedengan persemaian 1,0-1,2 m dan diberi campuran pupuk kandang,

serbuk kayu dan abu sebanyak 2 kg/m2. Penambahan ini memudahkan pencabutan bibit padi sehingga kerusakan akar bisa dikurangi. Antar bedengan dibuat parit sedalam 25-30 cm. Semprot bedengan dengan dengan larutan Herbafarm-Bio Organik dengan dosis 50ml per tangki(17lt), setelah 3 hari bedengan siap disebar benih.

Persiapan lahan

Pengolahan tanah dapat dilakukan secara sempurna ( kali bajak dan 1 kali garu) atau olah tanah minimal atau atau tanpa olah tanah sesuai keperluan dan kondisi. Factor yang menentukan adalah kemarau panjang, pola tanam, jenis/tekstur tanah. Dua minggu sebelum pengolahan tanah taburkan bahan organik (kompos bisa dibuat sendiri atau pupuk organik yang ada di pasaran) secara merata diatas hamparan

sawah. Bahan organik yang digunakan dapat berupa pupuk kandang sebanyak 2 ton/ha atau kompos jerami sebanyak 5 ton/ha. Kemudian lahan disemprot larutan herbafarm-bio organik(guna merangsang pertumbuhan mikroba)

Penanaman

Tanam bibit muda (<21 HSS, hari setelah sebar), sebanyak 1-2 bibit/rumpun. Bibit lebih muda (14 HSS) dengan 1 bibit/rumpun akan menghasilkan anakan lebih banyak. Pada saat bibit ditanam, tanah dalam kondisi jenuh air. Penanaman disarankan dengan sistem jejer legowo 2 : 1 atau 4 : 1 (40x(20x10) cm atau (50x(25x12,5) cm, karena populasi lebih banyak dan produksinya lebih tinggi dibanding dengan sistem jejer tegel. Cara tanam berselang seling 2 baris tanam dan 1 baris kosong (legowo 2 : 1) atau 4 baris tanam dan satu baris kosong (legowo 4 : 1). Penyulaman dilakukan sebelum tanaman berumur 14 HST (hari setelah tanam).

Keuntungan cara tanam jejer legowo antara lain :

o Rumpun tanaman yang berada pada bagian pinggir lebih banyak.

o Terdapat ruang kosong untuk pengaturan air, saluran pengumpulan keong mas atau untuk mina padi.

o Pengendalian hama, penyakit dan gulma lebih mudah.

o Pada tahap awal areal pertanaman lebih terang sehingga kurang disenangi tikus

o Penggunaan pupuk lebih berdaya guna.

Pengaturan air

Cara pemberian air yaitu saat tanaman berumur 3 hari, petakan sawah diari dengan tinggi genangan 3 cm dan selama 2 hari berikutnya tidak ada penambahan air. Pada hari ke-4 lahan sawah diari kembali dengan tinggi genangan 3 cm. Cara ini dilakukan terus sampai fase anakan maksimal. Mulai fase pembentukan malai sampai pengisian biji, petakan sawah digenangi terus.

Pemberian air berselang (intermittent) adalah

pengaturan kondisi sawah dalam kondisi kering dan tergenang

secara bergantian. Tujuan pengairan berselang adalah:

1. Menghemat air irigasi sehingga areal yang dapat diairi lebih luas

2. Memberi kesempatan akar tanaman memperoleh udara lebih banyak sehingga dapat berkembang lebih dalam. Akar yang dalam dapat menyerap unsur hara dan air yang lebih banyak.

3. Mencegah timbulnya keracunan besi.

4. Mencegah penimbunan asam organik dan gas H2S yang menghambat perkembangan akar.

5. Mengaktifkan jasad renik (mikroba tanah) yang bermanfaat.

6. Mengurangi kerebahan

7. Mengurangi jumlah anakan yang tidak produktif (tidak menghasilkan malai dan gabah).

8. Menyeragamkan pemasakan gabah dan mempercepat waktu panen

9. Memudahkan pembenaman pupuk ke dalam tanah (lapisan olah)

10. Memudahkan pengendalian hama keong mas, mengurangi penyebaran hama wereng coklat dan penggerek batang serta mengurangi kerusakan tanaman padi karena hama tikus.

Penyiangan

Penyianan dilakukan 2 kali. Pertama pada tanaman umur 20-22 hari setelah tanam dan kedua pada 15 hari setelah penyiangan pertama. Penyiangan dilakukan dengan cara mencabut gulma menggaruk tanah sekitar gulma da membenamkan gulma tersebut.

Pemupukan

Pupuk utama yang digunakan adalah kompos dengan penambahan NPK dan Urea dengan dosis yang dikurangi secara bertahap. Pupuk dasar kompos diberikan 1 minggu sebelum tanam dengan ukuran 0,2-0,5kg/m2 atau 2-5ton/Ha. Pemupukan susulan menggunakan NPK dilakukan setelah padi umur 20-25 hari setelah tanam. Dosis NPK yang digunakan adalah setengah dari dosis anjuran dan ditebar secara merata. Pemupukan susulan menggunakan Urea pada saat tanaman 45-50 hari setelah tanam dengan dosis setengah dari anjuran. Secara berkala dilakukan penyemprotan dengan Herbafarm-bio organik dengan dosis 40ml atau 4 tutup per tangki(17 liter) untuk 500m2. penyemprtan dilakukan pada saat tanaman umur 10(pertumbuhan), 20 & 30(memperbanyak anakan), 50(pertumbuhan dan penguatan rumpun),70(mulai keluar bulir).

Pengendalian hama dan penyakit

Pengendalian hama dan penyakit menggunakan perinsip PHT(pengendalian hama terpadu) yaitu melalui pendekatan kultur teknis, mekanis dan biologis.hindari penggunaan pestisida kimia. Penggunaan pestisida diganti dengan menggunakan agensia hayati dan pestisida nabati yang dibuat dari ramuan tanaman-tanaman tertentu.

Panen dan paska panen

Panen dilakukansetelah padi menguningdi atas 90% atau cukup umur. Gunakan sabit bergerigi agar bulir gabah tidak banyak yang rontok. Gunakan alas yang lebar. Gunakan alat perontok atai perontok banting bertirai. Lakukan penjemuran secara dini.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes